Rabu, 03 Februari 2016

Sukses Wawancara Kerja Part. 2

Menjawab dengan cerdas, taktis dan optimis

Pertanyaan yang sering ditanyakan


1. Ceritakan siapa diri Anda!
Yang pernah mengalami wawancara mungkin pernah mendapatkan pertanyaan ini. Karena pertanyaan ini termasuk yang paling sering dikeluarkan. Banyak orang yang kadang salah kaprah dengan menjawabnya dengan menceritakan kisah perjalanan hidupnya. Mulai dari dilahirkan di kampung terpencil, kesusahan di kala kanak-kanak, kisah-kisah melankolis, dsb. Tidak salah memang, karena tidak ada larangan untuk itu.
Sebaiknya, jawablah pertanyaan ini dengan menceritakan latar belakang pendidikan, pengalaman kerja, dan target yang ingin dicapai dalam karir ke depan. Contoh jawaban, “Saya menyelesaikan S1 saya di Universitas Hasanuddin, program studi Geofisika. Selama kuliah saya aktif di berbagai organisasi kemahasiswaan sebagai anggota dan pengurus. Selesai kuliah, saya bekerja di perusahaan X sebagai Junior Seismic Processing. Saya berpengalaman melakukan pengolahan data seismik 2D untuk berbagai lapangan di Indonesia. Dst…..”

2. Mengapa Anda ingin bekerja di perusahaan ini?
Di postingan terdahulu saya pernah menyinggung masalah pentingnya melakukan riset terhadap perusahaan tempat melamar. Tujuan utamanya adalah untuk menjawab pertanyaan seperti ini. Kemukakan nilai lebih perusahaan dan kesesuaian dengan rencana karir Anda.
Contoh jawaban, “Perusahaan ini adalah perusahaan jasa seismik processing terkemuka di tanah air. Dan keahlian saya adalah seismik processing. Saya yakin perusahaan dapat menunjang karir saya ke depannya, begitu pula sebaliknya saya dapat berkontribusi kepada perusahaan”.

3. Jika Anda bisa memilih perusahaan lain untuk bekerja, perusahaan mana yang akan Anda pilih?
Nah, ini sebenarnya pertanyaan jebakan untuk tahu apakah Anda benar-benar ingin bekerja di perusahaan tersebut atau hanya sekadar batu loncatan sambil menunggu kesempatan yang lain. Jika Anda benar-benar ingin diterima, jangan sekali-kali menyebut perusahaan lain, apalagi kompetitor.
Contoh jawaban, “Sebelum memutuskan melamar ke perusahaan ini, saya telah melakukan riset terlebih dahulu dan saya yakin perusahaan inilah yang paling tepat untuk saya berkarir sesuai dengan keahlian yang saya miliki”.

4. Apa yang ingin Anda capai dalam 5 tahun ke depan?
Ini untuk mengetahui apa sebenarnya rencana jangka panjang Anda. Jangan salah jawab dengan mengatakan 5 tahun yang akan datang akan bekerja di perusahaan lain dengan posisi dan gaji lebih baik. Jawablah rencana 5 tahun yang akan datang jika bekerja di perusahaan tersebut.
Contoh jawaban, “5 tahun lagi saya ingin menjadi seismic processor terbaik yang dimiliki perusahaan ini. Sudah menjadi team leader yang bisa menangani dan mengatur proyek pengolahan data seismik”.

5. Apa yang menurut Anda bisa berikan buat perusahaan sedangkan pelamar lain tidak bisa?
Pertanyaan ini juga kadang susah dijawab. Bahkan, kadang ada yang malah balik bertanya. Apa ya? Ambillah sesuatu yang tertulis dalam CV Anda yang mungkin tidak dimiliki oleh pelamar lainnya.
Contoh jawaban, “Saya tidak sekadar tugas akhir di bidang seismic processing. Saya sudah terjun langsung dalam beberapa proyek pengolahan data seismik dan terbiasa berinteraksi dengan klien. Saya kira ini tidak dimiliki oleh pelamar lainnya”.

6. Apakah Anda pernah bermasalah dengan atasan? Bagaimana mengatasinya?
Jangan pernah menjelek-jelekkan atasan Anda sebelumnya. Meskipun Anda mempunyai masalah yang berat dengan bos sebelumnya sehingga ingin pindah, sebaiknya jangan diumbar. Jawablah secara diplomatis atau pura-pura lupa.
Contoh jawaban, “Bukan masalah besar, hanya perbedaan pendapat biasa. Saya kira hal biasa, apalagi jika kita bicara soal data seismik. Karena interpretasi kita bisa berbeda. Biasanya selesai setelah melalui diskusi, dst…”.

7. Berapa gaji yang Anda minta?
Ini juga pertanyaan yang susah dijawab, bahkan ketika sudah beberapa kali wawancara. Selalu saja muncul pikiran “jangan-jangan kekecilan” atau “jangan-jangan kegedean”. Saran saya, coba cari referensi dahulu sebelum mengikuti interview. Bisa tanya-tanya teman yang bekerja di perusahaan sejenis atau cari-cari di internet. Jika tidak yakin dengan gajinya, tidak ada salahnya menyebut kisarannya. Kecuali Anda betul-betul yakin berapa gaji yang Anda inginkan, silakan disebut saja.
Contoh jawaban, “Untuk posisi ini dengan job deskripsi demikian, saya ingin antara X – Y rupiah”.

Silahkan Share....... J J J J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar