Menjawab dengan cerdas, taktis dan
optimis
Pertanyaan yang sering ditanyakan
1. Ceritakan siapa diri Anda!
Yang pernah mengalami wawancara
mungkin pernah mendapatkan pertanyaan ini. Karena pertanyaan ini termasuk yang
paling sering dikeluarkan. Banyak orang yang kadang salah kaprah dengan
menjawabnya dengan menceritakan kisah perjalanan hidupnya. Mulai dari
dilahirkan di kampung terpencil, kesusahan di kala kanak-kanak, kisah-kisah
melankolis, dsb. Tidak salah memang, karena tidak ada larangan untuk itu.
Sebaiknya, jawablah pertanyaan ini
dengan menceritakan latar belakang pendidikan, pengalaman kerja, dan target
yang ingin dicapai dalam karir ke depan. Contoh jawaban, “Saya menyelesaikan S1 saya di Universitas
Hasanuddin, program studi Geofisika. Selama kuliah saya aktif di berbagai
organisasi kemahasiswaan sebagai anggota dan pengurus. Selesai kuliah, saya
bekerja di perusahaan X sebagai Junior
Seismic Processing. Saya berpengalaman melakukan pengolahan data seismik
2D untuk berbagai lapangan di Indonesia. Dst…..”
2.
Mengapa Anda ingin bekerja di perusahaan ini?
Di postingan terdahulu saya pernah
menyinggung masalah pentingnya melakukan riset terhadap perusahaan tempat
melamar. Tujuan utamanya adalah untuk menjawab pertanyaan seperti ini.
Kemukakan nilai lebih perusahaan dan kesesuaian dengan rencana karir Anda.
Contoh jawaban, “Perusahaan ini
adalah perusahaan jasa seismik processing terkemuka di tanah air. Dan keahlian
saya adalah seismik processing. Saya yakin perusahaan dapat menunjang karir
saya ke depannya, begitu pula sebaliknya saya dapat berkontribusi kepada
perusahaan”.
3.
Jika Anda bisa memilih perusahaan lain untuk bekerja, perusahaan mana yang akan
Anda pilih?
Nah, ini sebenarnya pertanyaan
jebakan untuk tahu apakah Anda benar-benar ingin bekerja di perusahaan tersebut
atau hanya sekadar batu loncatan sambil menunggu kesempatan yang lain. Jika
Anda benar-benar ingin diterima, jangan sekali-kali menyebut perusahaan lain,
apalagi kompetitor.
Contoh jawaban, “Sebelum memutuskan
melamar ke perusahaan ini, saya telah melakukan riset terlebih dahulu dan saya
yakin perusahaan inilah yang paling tepat untuk saya berkarir sesuai dengan
keahlian yang saya miliki”.
4.
Apa yang ingin Anda capai dalam 5 tahun ke depan?
Ini untuk mengetahui apa sebenarnya
rencana jangka panjang Anda. Jangan salah jawab dengan mengatakan 5 tahun yang
akan datang akan bekerja di perusahaan lain dengan posisi dan gaji lebih baik.
Jawablah rencana 5 tahun yang akan datang jika bekerja di perusahaan tersebut.
Contoh jawaban, “5 tahun lagi saya
ingin menjadi seismic
processor terbaik
yang dimiliki perusahaan ini. Sudah menjadi team
leader yang bisa
menangani dan mengatur proyek pengolahan data seismik”.
5.
Apa yang menurut Anda bisa berikan buat perusahaan sedangkan pelamar lain tidak
bisa?
Pertanyaan ini juga kadang susah
dijawab. Bahkan, kadang ada yang malah balik bertanya. Apa ya? Ambillah sesuatu
yang tertulis dalam CV Anda yang mungkin tidak dimiliki oleh pelamar lainnya.
Contoh jawaban, “Saya tidak sekadar
tugas akhir di bidang seismic
processing. Saya sudah terjun langsung dalam beberapa proyek
pengolahan data seismik dan terbiasa berinteraksi dengan klien. Saya kira ini
tidak dimiliki oleh pelamar lainnya”.
6.
Apakah Anda pernah bermasalah dengan atasan? Bagaimana mengatasinya?
Jangan pernah menjelek-jelekkan
atasan Anda sebelumnya. Meskipun Anda mempunyai masalah yang berat dengan bos
sebelumnya sehingga ingin pindah, sebaiknya jangan diumbar. Jawablah secara
diplomatis atau pura-pura lupa.
Contoh jawaban, “Bukan masalah besar,
hanya perbedaan pendapat biasa. Saya kira hal biasa, apalagi jika kita bicara
soal data seismik. Karena interpretasi kita bisa berbeda. Biasanya selesai
setelah melalui diskusi, dst…”.
7.
Berapa gaji yang Anda minta?
Ini juga pertanyaan yang susah
dijawab, bahkan ketika sudah beberapa kali wawancara. Selalu saja muncul
pikiran “jangan-jangan kekecilan” atau “jangan-jangan kegedean”. Saran saya,
coba cari referensi dahulu sebelum mengikuti interview. Bisa tanya-tanya teman
yang bekerja di perusahaan sejenis atau cari-cari di internet. Jika tidak yakin
dengan gajinya, tidak ada salahnya menyebut kisarannya. Kecuali Anda
betul-betul yakin berapa gaji yang Anda inginkan, silakan disebut saja.
Contoh jawaban, “Untuk posisi ini
dengan job deskripsi demikian, saya ingin antara X – Y rupiah”.
Silahkan Share....... J J J J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar